suka
Suka bukan berarti mau pacaran.
Di usia 20an ini ada satu makna kata dalam konteks percintaan yang sudah berubah artinya untuk saya.
Dulu sewaktu saya remaja, mikirnya kalau suka = ingin pacaran. Padahal nyatanya tidak. Di dunia saya sekarang yang sudah mulai berbenah dan dituntut mulai dewasa, saya belajar satu hal; bahwa sudah sifat manusia untuk selalu tertarik pada hal-hal baru.
Sekarang, berkompromi dengan pasangan itu sudah jadi tulang punggung dalam berhubungan. Hubungan bukan lagi punya pondasi atas dasar ketertarikan yang lambat laun saya pahami kalau sifatnya sementara.
Saya belajar untuk tidak mencak-mencak dulu ketika si dia berkata kalau sedang suka dan tertarik pada temannya. Toh cuma suka, masalahnya apa?
Saya lebih suka bertanya maunya seperti apa. Apakah di matanya, saya masih kompatibel dijadikan partner untuk masa depannya? Apakah dia masih menganggap saya memenuhi kualifikasi untuk jadi seseorang yang sepadan untuk dirinya?
Kalau jawabannya iya, maka ya sudah. Suka ya biarlah suka, toh ya kembalinya ke saya, sayangnya ke saya.
Saya juga belajar untuk tidak munafik dan menyiksa diri sendiri dengan memendam rapat-rapat rahasia kalau saya sedang suka atau tertarik pada orang lainnya. Toh cuma suka, masalahnya apa?
Saya lebih suka mengakui kalau saya manusia biasa, bisa tertarik dan bisa bersalah. Tetapi toh, pada akhirnya cuma dia yang saya anggap paling cocok untuk menemani saya. Dia sudah termasuk dalam rancangan masa depan versi saya. Suka itu sementara, tetapi untuk saya, dia ada dalam daftar untuk jangka yang lebih lama.
Komunikasi adalah sebaik-baiknya perekat dalam hubungan. Lebih baik tersakiti dan kecewa di depan karena kejujuran daripada memendam rahasia dengan alibi menjaga perasaan.
Jangan campur adukkan kesetiaan dengan ketertarikan. Seseorang bisa tertarik dan tetap bersama dan memilih untuk mempertahankan hubungan. Setia itu bagaimana menepati kata-kata, tahu dia bersama siapa dan tidak berpindah hanya menyalahkan rasa. Setia itu tekun menjalin sesuatu yang sudah ada, tidak mudah menyerah.
Kalau si dia bilang sedang suka yang lainnya, lebih baik duduk berdua dan bicarakan. Evaluasi hubungan, introspeksi dalam-dalam. Barangkali ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk membuat hubungan lebih spesial, barangkali ketertarikan pada orang lain itu timbul karena kebosanan.
Tidak perlu galau-galau dulu. Kalau kamu memang betulan serius, pasanganmu pasti kamu nilai lebih berharga dibanding ketertarikan sementaranya pada orang baru.
Dan yang paling penting, pasangan adalah dua orang yang saling menopang. Ketika yang lain sedang lemah dan lelah, yang lain menguatkan. Ketika yang lain sudah jujur, jangan dulu bertingkah sebagai korban. Angkat kepala, tanya maunya dia apa, apa yang bisa dibantu untuk makin menguatkan hubungan yang sudah dibina. Bukan malah membiarkannya merasa bersalah karena sudah jujur dengan sebenar-benarnya.
Suka bukan berarti mau pacaran.
Hubungan di dunia nyata tidak hanya senang-senang.
Cintai dia dalam keseluruhan, dalam sakit maupun sehat, dalam gaduh maupun diam, dalam kepastian maupun kebingungan.
Jadilah pasangan yang sepadan, yang sama-sama bisa diandalkan.
—9996
#9996Series
Komentar
Posting Komentar