[ Dua Belas Fragmen Terakhir dari -jk., ]
i.
"tidak ada perasaan yang ditakdirkan untuk tertahan. waktunya jatuh, ia akan jatuh. di pintumu, aku selalu mengetuk. bukalah, biarkan aku masuk. aku ingin tinggal di sana, lebih lama dari selamanya."
ii.
"tenanglah. aku tidak akan menjadi apa-apa yang kau sebut. aku akan tetap menjadi aku. menjadi seseorang yang ingin tinggal saja padamu. aku ada, ketika kau terlelap atau juga terjaga. kau, akan selalu jadi yang termanis, juga sadis.
aku di sini saja, denganmu. aku di sini saja, sampai air laut ditumpahkan, gunung dihancurkan, dan alam dibumihanguskan."
iii.
"aku ingin jatuh padamu sejatuh-jatuhnya sebuah perasaan sampai aku lupa bagaimana caranya meninggalkan. lagipula, tidak pernah berbakat aku mengucap perpisahan. maka, biarpun kau memilih pergi, aku tetap akan ada di sini. tidak beranjak biar seinci dan masih mencintaimu di tiap esok yang kutemui. begitu kesanggupanku."
iv.
"kau tau kenapa aku terlihat bersemangat sekali membalas pesanmu? jika tidak, biar kuberi tau. kau, menjelma puisi yang berhasil merayuku untuk menyelam di kedalamanmu."
v.
"enggak perlu mikir yg aneh-aneh. gelisah dan kecemasan cuma menumbuhkan keraguan. kamu tenang saja, kamu senang saja, masalah mencintaimu, kamu bisa mengandalkan aku."
vi.
"aku suka caramu mengumpulkan kekhawatiranmu yang akhirnya menjadi kesedihan-kesedihan di waktu semalam ini."
vii.
"aku suka bagaimana kepalamu mulai menghakimimu sendiri, membuatmu linglung dan gamang."
viii.
"aku suka bagaimana kamu memahami hidup tidak melulu tentang bahagia. karena terkadang, yang dibutuhkan semesta adalah orang-orang yang gampang berduka."
ix.
"dan aku suka kamu."
x.
"ah, maaf, aku sayang kamu, lebih tepatnya, barangkali."
xi.
"kenapa kita begitu riuh membicarakan kepergian jika kebersamaan bisa membuat kita bahagia tidak karuan? menetaplah, aku ingin kita terus berbincang perihal apa saja. selain perpisahan."
xii.
"karena membicarakan perpisahan cuma melahirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan. selain itu pula ketakutan dan keraguan. aku enggan. maka itu aku mau kita makamkan saja malam-malam di kepala. lalu masing-masing berupaya menjadi pagi yang tidak redup ataupun terganti."
(2018)
#PleiadesChaser
Komentar
Posting Komentar