Henshin!

Beberapa waktu yang lalu saya iseng-iseng buka IG temen-temen SMA. Dua tahun sudah kita berpisah dari yang dulunya satu atap. Bareng-bareng ketika tidur, maen, belajar, dan sesekali kabur dari jam pelajaran. Maklum masih kecil, yang penting senengnya dulu hehe…

Kita akhirnya tersebar di berbagai daerah. Beberapa memilih melanjutkan ke luar negeri. Beberapa ada yang menjadi seniman, melanjutkan pesantren untuk intensif tahfidz. Ada yang dulu gawl nya maksimal, sekarang alimnya masya Allah. Yang dulunya temen-temen begadang maen game online, udah pada jadi pemimpin-pemimpin di tempatnya masing-masing. Dua tahun. Waktu yang sama, dan hasil yang berbeda-beda. Lalu, apa yang membedakan? Usaha!

Usaha yang membedakan dua anak kembar, serumah, sekamar, bisa bekerja lebih hebat, lebih besar, dan lebih keras. Usaha yang membedakan seorang terlabeli malas dan rajin. Usaha pula yang pada akhirnya nanti: membedakan timbangan amal kita.

Maka merugilah kita, jika hari-hari yang kita lewati hanya berlalu begitu saja. Biasa-biasa saja, tanpa ada targetan yang menantang yang membuat kita berusaha lebih. Sebagaimana tertulis dalam Al-Quran Surat Al-Ashr, “sesungguhnya manusia berada dalam kerugian”. Lalu dilanjutkan di ayat berikutnya, “kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran”.

Mereka berusaha bahwa waktu mereka akan selalu disesaki oleh nilai-nilai kebermanfaatan. Karena secara tidak sadar, usaha-usaha kebaikan itulah yang akan mengembangkan ‘batas’ diri kita. Alhasil, pada titik tertentu kita sering bertanya pada diri kita sendiri, “Lho, aku kok udah bisa gini ya?”. Dan pada titik tersebut, kita telah menjelma menjadi berbeda dengan orang-orang di sekitar kita, setidaknya dengan diri kita yang dahulu.

Maka, pada 30 hari yang singkat ini, mari kita gunakan bersama-sama ramadhan kali ini sebagai ‘Syahru Tarbiyah’. Ajang kita menempa untuk menjadi beda. Menanggalkan sifat-sifat aneh dan ngga penting dari diri kita. Mengejar kebaikan-kebaikan yang mungkin belum pernah kita mencobanya. Mengejar kecemburuan terhadap teman kita yang mampu mengkhatamkan Quran, yang bisa berbagi makanan, yang mampu sesekali menolong ketika kita kesusahan.

Semuanya mudah, dan pasti bisa! Tapi memang, memulainya boleh jadi sedikit susah. Maka caranya jelas: Buat satu target, luruskan niat, mulailah mencoba! Selebihnya? Selalu iringi dengan doa dan semoga keistiqomahan selalu mengiringi langkah kebaikan kita. Semangat!

Naufal A. Rahman | @thenaufalar
Surakarta, Hari Pertama Ramadhan 1438 H

Komentar

Postingan Populer