None.
i.
Saat aku muda, ibuku pernah memberitahu ku. Untuk tidak memberikan seluruh hatiku kepada seseorang. Katanya, sangat tidak baik jika aku melakukan hal itu. Baik untuk diriku, atau orang lain. Katanya di zaman ini, orang-orang hanya mencintai seperlunya. Lalu pergi.
ii.
Aku percaya pada apa yang beliau katakan, tentu saja. Dulu, aku hanya mempermainkan perasaan orang lain. Karena bagiku, jika sudah berjodoh, apalagi yang di risaukan? Tak ada. Sejauh apapun jaraknya, pasti dapat bersatu lagi.
iii.
Lalu aku bertemu dia. Seseorang yang dapat menjatuhkan hatiku dengan senyuman nya. Mengoyak hatiku, dan membuat dirinya seakan menjadi gravitasi dari seluruh dunia ku. Dia selalu punya cara untuk mencuri perhatian dariku. Bagiku, di seluruh dunia tak ada yang dapat mengalahkan senyuman nya.
iv.
Sayang sekali, jatuh cinta padanya adalah awal dari bencana. Aku mengingat lagi apa yang ibuku katakan. Aku bingung. Sebab, aku telah benar-benar dibuat gila oleh seseorang yang bahkan tidak mempedulikan ku. Aku dibuat jatuh olehnya. Jantungku seolah ingin meloncat keluar jika bertemu dengannya.
v.
Tapi ketika aku menulis ini, aku bersumpah dengan segenap jiwaku bila jatuh cinta padanya benar-benar indah. Aku merasakan pedih dan bahagia dalam waktu bersamaan. Aku tertawa dan menangis dalam satu waktu. Aku diperkenalkan tentang bagaimana cinta yang sesungguhnya. Bagiku, bencana ini tidak memilukan. Aku bersyukur untuk hal ini. Aku bersyukur bertemu dengannya lalu jatuh cinta padanya. Benar-benar manis, meskipun miris.
Surabaya, Nov 2016
Sepeda lipat
Komentar
Posting Komentar