cinta yang tak tahu judulnya
SEORANG pria manis berkumis tipis..
Kulitnya putih bak buah manggis dengan kaca mata seperti afgan persis..
Mulutnya tak berhenti berdesis karena ia berupaya menjadi Hafidz
Kulitnya putih bak buah manggis dengan kaca mata seperti afgan persis..
Mulutnya tak berhenti berdesis karena ia berupaya menjadi Hafidz
Di jalan sebrang seorang wanita berjilbab pajang..
Dengan hati yang senang namun bimbang Ia tetap tundukkan pandang..
Dalam hatinya kini seperti ada ribuan tentara menabuh genderang perang..
Hati kecilnya bilang “apakah ini cinta atau nafsu belakang??..”
(nb. Cerita diatas hanya rekayasa dengan tokoh rahasia yang dibuat untuk iseng semata.. Hehe)
Dengan hati yang senang namun bimbang Ia tetap tundukkan pandang..
Dalam hatinya kini seperti ada ribuan tentara menabuh genderang perang..
Hati kecilnya bilang “apakah ini cinta atau nafsu belakang??..”
(nb. Cerita diatas hanya rekayasa dengan tokoh rahasia yang dibuat untuk iseng semata.. Hehe)
Cinta satu kata banyak makna…
Bicara cinta tak lupa dengan ayat yang satu ini (Q.S Ali Imron:14) “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”
Saya rasa cinta tak datang dengan tiba-tiba, tapi ia ada dengan kondisi yang kita cipta. Ada istilah cinta pada pandangan pertama. Kok bisa? Yaa karena karena mata mengkondisikan untuk tertarik pada obyek yang dilihatnya dan memutuskan untuk meresapinya dan mencari kelebihan-kelebihannya. Seperti itu biasanya cinta bermula. (hehe… Betul gak yaa?)
Banyak filsuf yang mengartikan kata “cinta” ini dengan berbagai makna. Memang sejatinya “cinta” merupakan fitrah manusia dari Sang Pencipta Allah SWT yang tidak bisa dihindari keberadaannya dalam diri kita.
“Cinta” virus sejuta rasa. Banyak dari pujangga-pujangga cinta ini yang mendadak jadi “puitis-romantis-egois-bahkan anti sosialis.” Maklumlah katanya dunia milik mereka saja. Wew -_- ..
Sungguh teganya mereka
hiks…
Sungguh teganya mereka
Kenapa itu terjadi?
“Katanya cinta itu tak ada logika?” yaa benar jika kau mencinta tanpa menyandarkan cintamu pada Allah semata.
“Katanya cinta itu buta?” yaa jika kau menutup mata dari hal lain di sekitarnya.
“Ada kalanya cinta itu membuat gila” yaa jika kau kecewa tanpa sebelumnya memiliki sandaran pada Yang Kuasa Pemilik Cinta.
Kisruh cinta pertama di rasa saat remaja, Dimana gejolak jiwa sedang mencari jati dirinya. Hal pertama yang dirasa begitu indah di pandang mata dan nyaman saat bersamanya. Hari-hari bahagia kala cinta di sambut terbuka dengan lawan jenisnya. Dunia serasa milik mereka saja. Perubahan diri secara drastis seperti egois mereka anggap manis.
Miris ketika orang tua pun dianggap “tak pengertian padanya”. Hanya sang pujanggalah yang ia cinta dan bisa membuat bahagia. Salahkah? Yaa sepertinya kau memang telah buta. Orang yang selama ini menjagamu, bahkan saat kau belum mengenal bahasa dan terlahir sebagai makhluk tanpa daya, kau anggap tak mengerti apa-apa. Kau buang nasihat mereka dan kau sambut sang pujangga yang belum terbukti memberi bahagia namun telah menjanjikan dosa.
Kurang lebihnya begitu saat remaja merasakan cinta. Baiknya sandarkan cinta pada Allah semata dan sibukkan diri dengan aktivitas berguna.
Cinta memang butuh pengorbanan tak menjadikan kita sebagai korban. Mengorbankan cinta untuk yang pantas menerimanya dengan selalu bermunajat melaui rangkaian doa dan aksi nyata, “Cinta Allah semata” dan “Cinta keluarga lebih utama”. makhluk tanpa daya
Komentar
Posting Komentar